Jumat, 26 Juni 2009

Manusia iya, Hantu iya....

Lagi...kau datang...
seperti hantu.. datang tak diundang pergi tak pamitan.. ah..senang sekali kau mengorek luka pada hatiku yang mulai membusuk menyebarkan bau menyengat, pada sayatan yang kau toreh tiap kali kau longokkan dirimu pada layar kaca bernama maya...

Dan lalu... tanpa rasa berdosa
kau pasang sandiwara dengan tema yang sama, mencekik aku perlahan hingga nafasku tersengal dan melepasku pada saat nyawaku setengah keluar dari raga...aku...diam...menghiba...takbisa...

Kau tuangkan arak, tak sadar bahwa perih menghujam busuknya daging pada rasaku...
"jahanam kau," hanya bisa kubisikkan lirih dalam dada pada sunggingan pilu bibir getirku, dan untuk kesekian kalinya aku...... menerima dengan lugu.......

Jumat, 12 Juni 2009

kisah lara dalam manisnya cinta

Kau terobos masuk pintu yang ku kunci, kutanya kau masuk lewat mana dan kau jawab "kulewati pintu itu saat kau lengah, saat kau tak sadar bahwa aku bermaksud memasukinya tanpa kau ketahui"

Kau isi rumahku dengan perabot baru,

sebuah guci bening yang kukira itu adalah guci yang takkan mengelabuiku... karna bening
kau sematkan sefigur hati dalam bingkai putih pada dinding yang kukira itu benar.....hatimu
juga kau bersihkan rambatan dan debu yang melingkupi rumahku yang memang lama tak ku urus
begitu perlahan agar aku tak tersedak terkena debu itu yang kukira ..... kau akan tinggal

kendaraan berupa janji akan sebuah keyakinan kau hadiahkan untukku
katamu itu adalah untukku ..... untuk kita berdua, anak cucu kita
aku siap... mempersiapkan diri, merapihkannya dan membantumu berbenah
pada tempatku dan tempatmu..... yaitu hati yang tulus
mencintaimu.................

setelah kau menyimpan semua yang kau persiapkan sendiri
sebuah guci, sebingkai hati, dan keyakinan....
setelahnya.... tak ada kabar, tak ada senyum rindu yang tersungging
tak ada yang menyebut "aku berjuang untuk kita dan anak cucu kita"

tertunduk lesu...
memandang guci itu... bingkai itu.... keyakinan itu....
kau telah mematri segala yang tak bisa ku hapus....
sebongkah cinta yang kutanam didalamnya sebuah ketulusan

tak ada yang bisa kulakukan...
aku diam mematung, memandang guci itu.... bingkai itu....keyakinan itu....
inikah episode yang harus kulalui, sama seperti episode sebelumnya
dan apakah aku akan membiarkan lagi tempat itu (hati) tak terurus

tidak....
kisah lara dalam manisnya cinta....aku akan lalui episode selanjutnya, dengan harapan aku akan mengakhiri episode lain dengan judul.... KISAH MANIS DALAM INDAHNYA CINTA